Narcissistic Personality Disorder: Seutas Kisah Kartika Soeminar
Narcissistic Personality Disorder: Seutas Kisah Kartika Soeminar
Gangguan NPD (Narcissistic Personality Disorder) seringkali diabaikan atau disalahpahami, padahal dampaknya bisa sangat merusak, tidak hanya bagi pengidapnya tetapi juga orang-orang di sekitarnya. NPD adalah salah satu gangguan kepribadian yang tergolong berat. Orang dengan NPD biasanya menunjukkan perilaku narsis yang berlebihan, merasa perlu mendapatkan pujian terus-menerus, serta haus validasi. Mereka cenderung memiliki rasa superior dan sering kali sulit merasakan empati terhadap orang lain.
Apa Itu NPD?
NPD termasuk gangguan kepribadian yang mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Seseorang dengan NPD sering merasa dirinya lebih hebat dibanding orang lain dan menuntut perlakuan istimewa. Meski begitu, di balik rasa percaya diri berlebihan itu, mereka sering kali rapuh dan mudah merasa tersinggung oleh kritik.
Pengidap NPD sering kali sulit mengenali masalah dalam dirinya, dan akibatnya, mereka jarang mencari bantuan. Ini membuat mereka sering kali terjebak dalam siklus yang terus merusak hubungan dengan orang lain.
Kisah Kartika: 23 Tahun Berjuang dengan Suami NPD
Kartika Soeminar adalah contoh nyata bagaimana dampak hidup bersama pengidap NPD bisa sangat melelahkan secara mental. Selama 23 tahun, ia hidup dengan pasangannya yang memiliki NPD. Selama itu pula, Kartika selalu dirundung dan direndahkan oleh suaminya. Kekerasan yang ia alami bukan dalam bentuk fisik, melainkan kekerasan verbal yang terus-menerus menghancurkan harga dirinya. “Aku bertahan selama 23 tahun karena aku selalu berharap bisa mengubah sifatnya,” ungkap Kartika.
Namun, titik balik dalam hidupnya terjadi ketika ia jatuh sakit tanpa sebab yang jelas. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan medis, dokter menyatakan bahwa penyakit yang ia derita berkaitan dengan stres dan tekanan mental yang ia alami dari hubungan beracun tersebut. Dari situ, Kartika mulai menyadari bahwa suaminya memiliki NPD, sesuatu yang selama ini tidak ia pahami.
Pada September 2023, Kartika akhirnya memutuskan untuk berpisah dari suaminya. Keputusan ini menjadi langkah penting dalam proses penyembuhan dirinya. Meski terlambat, ia merasa lega bisa lepas dari jerat hubungan yang merusak mentalnya selama lebih dari dua dekade. “Aku ingin semua orang tahu apa itu NPD, karena seperti aku dulu, banyak orang yang tidak tahu dan terjebak dalam hubungan yang sama,” kata Kartika.
Bertolak dari pengalamannya, Kartika kini aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami NPD melalui kampanye #BrokenButUnbroken. Kampanye ini berfokus untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak psikologis hidup bersama pengidap NPD, dan pentingnya mencari bantuan sebelum terlambat.
Penyebab NPD: Faktor Genetik dan Pola Asuh
Menurut psikolog Dra. Retno IG Kusuma, M.Kes, ada dua faktor utama yang menyebabkan seseorang bisa mengidap NPD: faktor genetik dan pola asuh. Pola asuh yang tidak tepat, seperti terlalu memanjakan anak atau memberi terlalu banyak pujian tanpa batas, bisa memicu anak tumbuh menjadi pribadi yang narsistik. Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran akan pola asuh yang sehat sejak dini.
“Jika orang tua melihat gejala NPD pada anaknya, penting untuk segera mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater,” ujar Retno.
Dampak pada Korban: Menghadapi Kekerasan Psikologis
Kehidupan bersama seorang pengidap NPD bisa sangat melelahkan secara emosional. Retno menjelaskan bahwa korban sering merasa bersalah atau bertanggung jawab atas tindakan narsis pasangan mereka, meskipun tidak ada alasan jelas untuk merasa demikian. Ini terjadi karena pengidap NPD sering memainkan peran “korban” dan membuat orang lain merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan mereka.
Korban juga sering terjebak dalam dinamika “honeymoon” di mana pengidap NPD menunjukkan kasih sayang yang berlebihan setelah melakukan kekerasan, membuat korban sulit melepaskan diri.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Berhadapan dengan NPD
Jika kamu hidup berdampingan dengan seseorang yang memiliki NPD, penting untuk menjaga kesehatan mentalmu sendiri. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Membangun Kesadaran
Sadarilah bahwa perlakuan abusive dari pengidap NPD bukan kesalahanmu. Kesadaran ini bisa membantu kamu untuk memahami bahwa ada siklus yang tidak sehat dalam hubungan tersebut, dan kamu berhak untuk keluar dari siklus tersebut. - Dukungan Sosial
Temukan komunitas atau lingkungan yang mendukung, baik secara emosional maupun finansial. Dukungan sosial yang positif akan sangat membantu dalam menjaga kestabilan mental dan memberikanmu kekuatan untuk tidak tergantung pada pengidap NPD. - Terapi Pemulihan
Terapi sangat penting untuk membantu korban memulihkan kondisi mental. Psikoterapi, terapi perilaku kognitif (CBT), hingga self-healing adalah beberapa metode yang bisa digunakan untuk memulihkan kepercayaan diri dan memperbaiki pola pikir. - Konsultasi dengan Profesional
Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater. Mereka bisa memberikan pendampingan dan membantu menganalisis kondisi mentalmu, sehingga kamu bisa kembali menemukan kesehatan mental yang optimal.
NPD adalah gangguan kepribadian yang kompleks dan membutuhkan pemahaman serta penanganan yang tepat. Jika kamu atau orang terdekatmu sedang berurusan dengan pengidap NPD, penting untuk selalu menjaga kesehatan mental dan mencari dukungan dari komunitas serta profesional. Dengan kesadaran, dukungan sosial, dan terapi yang tepat, kamu bisa melewati masa-masa sulit dan kembali menemukan hidup yang sehat serta bahagia.
#Narcisstic
#NPDSurvivor
#NPDAwareness
#BrokenButUnbroken
#BreakTheSilence
#KartikaSoeminarStory
Keren sekali dokter, pembahasan komplit mengenai NPD banyak tau jadinya selengkap ini tentang NPD,