Dokter Baik

Hidup Sehat Bersama Dokter

Tips Kesehatan

Efek Samping KB Suntik yang Jarang Diketahui

Efek Samping KB Suntik yang Jarang Diketahui

Program Keluarga Berencana (KB) semakin diminati oleh pasangan usia subur karena manfaatnya dalam menunda kehamilan dan mendukung perencanaan keluarga. Salah satu metode yang banyak dipilih adalah KB suntik, yang tidak hanya praktis karena hanya perlu dilakukan setiap 1 atau 3 bulan sekali, tapi juga memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun, apakah kamu tahu bahwa di balik kemudahan dan efektivitasnya, KB suntik juga memiliki beberapa efek samping?

Baca juga: Pil KB dan Gairah Seksual, Apa Hubungannya?

Berikut ini adalah beberapa efek samping KB suntik yang mungkin belum kamu ketahui dan perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakannya:

1. Gangguan dan Penghentian Siklus Haid

Gangguan siklus haid adalah efek samping paling umum dari KB suntik yang termasuk ke dalam kategori KB hormonal. Penggunaan KB suntik jangka panjang dapat menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur bahkan berhenti sepenuhnya. Pada awal pemakaian, kamu mungkin akan mengalami haid yang tidak menentu. Seiring waktu, karena lapisan dalam rahim semakin menipis, siklus haid bisa terhenti sama sekali.

⚠️ Catatan: Siklus haid yang berhenti memang umum terjadi, namun jika kamu mengalami ketidaknyamanan atau masalah kesehatan lain, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan rekomendasi metode KB lain yang lebih cocok.

2. Butuh Waktu untuk Hamil Setelah Berhenti

Jika kamu merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, penting untuk mempertimbangkan bahwa setelah berhenti menggunakan KB suntik, tubuh membutuhkan waktu untuk kembali subur. Penggunaan KB suntik dalam jangka panjang memerlukan waktu pemulihan kesuburan sekitar 10 hingga 22 minggu. Jika kamu merasa perlu kembali subur lebih cepat, metode KB hormonal lain seperti pil KB bisa jadi pilihan yang lebih tepat.

3. Risiko Penipisan Tulang

KB suntik, khususnya jenis Depo-Provera, memiliki efek samping yang mungkin mengejutkan, yaitu dapat menyebabkan penipisan tulang jika digunakan lebih dari dua tahun. Penurunan kepadatan tulang ini sering kali bersifat permanen, artinya meski kamu berhenti menggunakan KB suntik, ketebalan tulang mungkin tidak kembali seperti semula. Untuk mengatasi risiko ini, dokter biasanya merekomendasikan konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D secara rutin agar kesehatan tulang tetap terjaga.

4. Efek Sakit Kepala

Penggunaan KB hormonal, termasuk KB suntik, bisa menyebabkan efek samping seperti sakit kepala. Jika sakit kepala yang kamu alami terasa mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya diskusikan dengan dokter mengenai pilihan KB lain yang mungkin lebih cocok dan tidak menyebabkan efek samping ini.

5. Tidak Ada Manfaat Perawatan Kulit seperti Pil KB

Salah satu keunggulan pil KB kombinasi adalah kemampuannya untuk memperbaiki kondisi kulit, karena kandungan hormon estrogen dan progesteron yang dapat menurunkan hormon testosteron, penyebab jerawat. Sayangnya, KB suntik tidak memberikan efek yang sama karena hanya mengandung hormon progesteron. Jadi, jika perawatan kulit adalah salah satu prioritas kamu, pil KB mungkin lebih sesuai.

6. Perut Kembung

Pada awal pemakaian KB suntik, sebagian wanita bisa merasakan kembung atau kram perut. Namun, efek samping ini biasanya hanya sementara dan akan hilang setelah tubuh beradaptasi. Jika kembung terus berlangsung, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

7. Potensi Peningkatan Berat Badan

Meskipun penelitian belum sepenuhnya sepakat mengenai penyebabnya, beberapa studi menyebutkan bahwa penggunaan KB suntik bisa menyebabkan peningkatan berat badan. Penambahan berat badan ini mungkin terjadi akibat perubahan hormon yang memengaruhi nafsu makan dan metabolisme tubuh.

⚖️ Referensi tambahan: Bacalah lebih lanjut mengenai KB suntik dan hubungannya dengan berat badan di NCBI.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih KB Suntik

Sebelum memilih KB suntik, penting untuk memahami efek samping yang mungkin terjadi serta melakukan diskusi dengan tenaga medis profesional. Setiap orang memiliki respons tubuh yang berbeda terhadap KB hormonal, sehingga penting untuk memilih metode KB yang paling sesuai dengan kondisi dan rencana hidup kamu.

dokterbaik

Seorang dokter yang kebetulan suka ngeblog dan berteman

Tinggalkan Balasan