Vape Sama Berbahayanya dengan Rokok? Ini Faktanya!
Vape Sama Berbahayanya dengan Rokok? Ini Faktanya!
Banyak orang menganggap vape atau rokok elektrik lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Padahal, studi terbaru dari ahli kimia Universitas Connecticut, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa vape memiliki potensi bahaya yang sama, terutama dalam hal kerusakan DNA.
Baca juga: Berhenti Merokok Redakan Depresi?
Vape Sebabkan Kerusakan DNA, Sama dengan Rokok Tembakau
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal ACS Sensors, para peneliti menggunakan alat cetak 3D untuk menganalisis efek vape terhadap DNA. Hasilnya cukup mengkhawatirkan:
- Vape yang mengandung nikotin memiliki potensi bahaya setara dengan rokok tembakau tanpa filter.
- Vape tanpa nikotin juga tetap berisiko merusak DNA, sebanding dengan rokok tembakau yang menggunakan filter.
- Kerusakan DNA ini dapat memicu mutasi seluler yang berisiko menyebabkan kanker.
Menurut penelitian tersebut, tingkat kerusakan DNA tergantung pada:
- Jumlah zat kimia dalam cairan vape
- Jenis zat tambahan yang digunakan
- Kandungan nikotin dalam cairan vape
- Frekuensi penggunaan
Dengan kata lain, semakin sering seseorang menghirup vape, semakin tinggi risiko dampak buruknya terhadap kesehatan.
Apa Saja Kandungan dalam Cairan Vape?
Banyak yang belum tahu bahwa cairan vape mengandung berbagai bahan kimia yang tidak sepenuhnya aman untuk tubuh. Beberapa komponen utama dalam cairan vape meliputi:
- Propylene Glycol (PG) dan Glycerin (VG) – Bahan dasar yang digunakan untuk menghasilkan uap.
- Nikotin – Zat adiktif yang dapat memengaruhi fungsi otak dan jantung.
- Perasa buatan – Seperti menthol, vanilla, cherry, atau mint. Beberapa di antaranya mengandung zat berbahaya jika dipanaskan.
- Zat kimia tambahan – Termasuk senyawa yang berpotensi beracun ketika diuapkan.
Meski ada pilihan vape tanpa nikotin, bukan berarti aman. Banyak zat kimia yang terkandung dalam cairan vape masih bisa menyebabkan kerusakan DNA dan meningkatkan risiko penyakit kronis.
Vape Tidak Lebih Aman dari Rokok, Ini Alasannya!
Mitos bahwa vape lebih aman daripada rokok mulai terbantahkan dengan penelitian ini. Beberapa alasan mengapa vape tetap berbahaya:
- Menyebabkan kerusakan DNA – Seperti yang dibuktikan dalam penelitian Universitas Connecticut, baik vape dengan nikotin maupun tanpa nikotin tetap berisiko merusak DNA.
- Berpotensi menyebabkan kanker – Kerusakan DNA dapat memicu mutasi seluler yang berujung pada kanker.
- Dampak jangka panjang belum sepenuhnya diketahui – Rokok tembakau sudah terbukti berbahaya setelah penelitian bertahun-tahun. Sementara itu, vape masih tergolong produk baru, sehingga efek jangka panjangnya belum sepenuhnya terungkap.
- Bisa memicu kecanduan – Kandungan nikotin dalam vape tetap bisa menyebabkan ketergantungan, sama seperti rokok biasa.
Kesimpulan: Jangan Anggap Vape Lebih Aman!
Jika kamu berpikir vape adalah alternatif sehat dari rokok, sebaiknya pertimbangkan kembali. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa vape tetap membawa risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Bahkan, dalam hal kerusakan DNA, vape setara dengan rokok tembakau tanpa filter.
Jika kamu ingin berhenti merokok atau vaping, ada banyak cara yang lebih aman, seperti terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy), konseling, atau metode berhenti merokok secara bertahap. Jangan sampai mitos tentang vape membuatmu mengorbankan kesehatanmu di masa depan!