Dokter Baik

Hidup Sehat Bersama Dokter

Info Penyakit

Kolitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kolitis (Radang Usus Besar)

Kolitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kolitis adalah istilah medis untuk peradangan pada usus besar (kolon) yang sering memicu gejala seperti nyeri perut, diare, hingga perdarahan saat buang air besar. Kondisi ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan serius bagi penderitanya dan membutuhkan penanganan yang tepat. Kolitis tidak hanya terdiri dari satu jenis, melainkan beberapa tipe dengan gejala yang berbeda-beda, antara lain kolitis ulseratif, penyakit Crohn, kolitis infeksi, kolitis pseudomembran, dan kolitis spastik.

Baca juga: Manfaat Tidur Siang Bagi Kesehatan

Dalam artikel ini, kamu akan menemukan penjelasan mengenai jenis-jenis kolitis, gejala yang perlu diwaspadai, cara diagnosis, serta pilihan pengobatan yang dapat membantu mencegah komplikasi serius. Mari kita pahami lebih lanjut!

1. Jenis-jenis Kolitis dan Penyebabnya

Kolitis memiliki beberapa jenis, yang masing-masing dipengaruhi oleh penyebab serta gejala yang sedikit berbeda:

  • Kolitis Ulseratif
    Kolitis ulseratif adalah jenis kolitis yang paling sering ditemukan. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada lapisan dalam usus besar dan dapat memicu luka-luka kecil atau ulserasi. Penyebabnya diyakini berkaitan dengan respons sistem imun yang keliru, di mana tubuh menyerang jaringan sehat di usus besar.

  • Penyakit Crohn
    Meskipun sering disamakan dengan kolitis ulseratif, penyakit Crohn berbeda karena dapat memengaruhi seluruh lapisan dinding usus. Selain kolon, peradangan juga bisa terjadi di bagian saluran pencernaan lainnya.

  • Kolitis Infeksi
    Infeksi bakteri atau virus tertentu dapat menyebabkan kolitis infeksi. Salmonella, E. coli, atau Clostridium difficile adalah beberapa patogen umum yang dapat menginfeksi usus besar dan memicu gejala-gejala kolitis.

  • Kolitis Pseudomembran
    Kolitis ini terjadi karena penggunaan antibiotik berlebihan yang mengganggu keseimbangan bakteri di usus besar, sehingga bakteri jahat seperti Clostridium difficile dapat berkembang dan merusak jaringan usus.

  • Kolitis Spastik
    Juga dikenal sebagai sindrom iritasi usus besar (IBS), kolitis spastik melibatkan perubahan pola aktivitas usus yang memicu nyeri perut, diare, atau sembelit. Meski demikian, kolitis spastik lebih sering dipicu oleh stres dan faktor gaya hidup lainnya.

2. Gejala Kolitis yang Perlu Diwaspadai

Gejala umum kolitis meliputi:

  • Perdarahan saat Buang Air Besar
    Ini adalah tanda utama kolitis ulseratif. Perdarahan terjadi akibat luka yang timbul dari peradangan pada usus besar.

  • Nyeri Perut
    Kolitis biasanya menimbulkan nyeri di perut bagian bawah atau samping, terutama saat buang air besar.

  • Diare
    Pada beberapa jenis kolitis, diare bahkan bisa disertai lendir atau darah. Jika kolitis disebabkan oleh infeksi, diare ini dapat diiringi demam.

Selain gejala-gejala di atas, beberapa penderita kolitis ulseratif juga bisa mengalami inflamasi pada sendi, kulit, mata, hati, atau kantong empedu. Inilah sebabnya penting bagi penderita kolitis untuk segera berkonsultasi ke dokter saat gejala mulai muncul, agar diagnosis dan penanganan bisa segera dilakukan.

3. Cara Diagnosis Kolitis

Pemeriksaan paling akurat untuk mendiagnosis kolitis adalah kolonoskopi, di mana dokter dapat melihat langsung kondisi dinding usus besar menggunakan alat berbentuk tabung kecil yang dimasukkan ke usus melalui anus. Kolonoskopi membantu dokter dalam:

  • Mengidentifikasi tingkat peradangan
  • Mengambil sampel jaringan (biopsi) jika diperlukan
  • Mengamati adanya luka atau komplikasi lain

Pemeriksaan tambahan seperti tes darah atau tinja juga mungkin dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi atau peradangan aktif.

4. Pilihan Pengobatan Kolitis Ulseratif

Penanganan kolitis tergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahannya. Untuk kolitis ulseratif, beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Penggunaan Obat-obatan
    Obat anti-inflamasi seperti aminosalisilat atau kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan. Selain itu, obat penekan sistem imun juga sering diresepkan untuk mengurangi serangan sistem kekebalan terhadap jaringan usus.

  • Probiotik
    Mengonsumsi suplemen probiotik atau makanan yang mengandung probiotik dapat membantu memperbaiki keseimbangan bakteri dalam usus besar.

  • Pembedahan
    Jika pengobatan dengan obat tidak cukup, operasi pengangkatan bagian usus yang terkena mungkin diperlukan, terutama untuk mencegah risiko kanker usus besar.

Untuk kolitis infeksi, pengobatan biasanya melibatkan antibiotik yang sesuai dengan jenis bakteri penyebab infeksi. Namun, penggunaan antibiotik harus sesuai anjuran dokter untuk mencegah perkembangan resistansi antibiotik.

5. Komplikasi Kolitis Ulseratif jika Tidak Ditangani

Jika tidak segera diobati, kolitis ulseratif dapat berkembang menjadi kanker usus besar. Risiko komplikasi ini menjadi alasan utama mengapa diagnosis dan penanganan sedini mungkin sangat penting. Selain risiko kanker, komplikasi lain yang dapat muncul adalah luka yang menyebar ke organ lain, terutama jika kolitis menyebabkan inflamasi di luar saluran pencernaan.

Penutup

Kolitis bukan hanya masalah kesehatan yang mengganggu, tetapi juga dapat berpotensi serius jika tidak ditangani dengan baik. Maka dari itu, mengenali gejala dan mengetahui cara pencegahan serta pengobatan kolitis menjadi hal yang penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala kolitis, segeralah berkonsultasi dengan tenaga medis.

dokterbaik

Seorang dokter yang kebetulan suka ngeblog dan berteman

Tinggalkan Balasan