Parkinson: Gejala Awal dan Cara Mengelolanya
Parkinson: Gejala Awal dan Cara Mengelolanya
Parkinson adalah gangguan progresif yang memengaruhi gerakan dan sistem saraf. Penyakit ini paling sering menyerang orang lanjut usia, namun bisa juga muncul lebih awal. Diperkirakan antara 500.000 hingga 1 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan Parkinson. Awal kemunculan gejala sering kali halus, seperti getaran ringan pada tangan. Seiring waktu, gejala semakin parah hingga memengaruhi keseimbangan, berjalan, dan bahkan berbicara.
Baca juga: 7 Hal Yang Membuat Kamu Cepat Tua
Siapa yang Bisa Terkena Parkinson?
Parkinson bisa menyerang siapa saja, tetapi pria sedikit lebih mungkin mengalaminya dibandingkan wanita. Jika kamu memiliki anggota keluarga dekat yang menderita Parkinson, risiko terkena penyakit ini akan lebih tinggi. Walau beberapa kasus terkait dengan mutasi genetik tertentu, tidak semua demikian. Biasanya, gejala muncul saat seseorang mencapai usia 70 tahun, tetapi pada sejumlah kecil orang, gejala dapat muncul sebelum usia 50.
Apa Penyebabnya?
Parkinson terjadi ketika sel-sel saraf di otak, terutama di bagian substantia nigra, mulai rusak dan mati. Sel-sel ini memproduksi dopamin, zat kimia yang membantu mengontrol gerakan. Saat sel-sel ini mati, kadar dopamin menurun, menyebabkan masalah pada fungsi motorik. Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami penyebab kematian sel-sel ini, tetapi kombinasi perubahan genetik dan pengaruh lingkungan (seperti polusi udara dan paparan pestisida) diduga berperan.
Gejala Parkinson
Gejala Parkinson terbagi menjadi dua: motorik dan non-motorik.
Gejala Motorik:
- Tremor atau getaran saat istirahat, terutama di tangan, kaki, atau rahang.
- Bradykinesia (gerakan melambat).
- Kekakuan pada anggota tubuh dan batang tubuh.
- Masalah dengan bicara, keseimbangan, dan koordinasi.
Seseorang dengan Parkinson mungkin akan mulai memperhatikan getaran halus pada tangan atau kaki. Gerakan sederhana seperti mengancingkan baju bisa menjadi lebih sulit dan memakan waktu lebih lama. Seiring penyakit berkembang, mereka sering berjalan dengan langkah-langkah pendek dan lamban, serta mengalami kesulitan menyeimbangkan tubuh.
Gejala Non-Motorik:
- Depresi, kecemasan, dan perubahan emosi.
- Hilangnya indra penciuman.
- Masalah pencernaan dan kandung kemih.
- Gangguan tidur seperti berbicara saat tidur atau bertindak sesuai mimpi yang dialami.
Seiring perkembangan penyakit, gejala lain seperti kesulitan menelan, mengunyah, atau berbicara juga dapat muncul, termasuk gangguan kognitif hingga demensia.
Bagaimana Parkinson Dideteksi?
Tidak ada tes tunggal untuk mendeteksi Parkinson. Dokter biasanya mendiagnosis penyakit ini berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan neurologis. Selama pemeriksaan, dokter akan mencari tanda-tanda tremor, kekakuan otot, gerakan yang lambat, serta masalah keseimbangan. Mereka mungkin juga melakukan tes darah atau pencitraan otak untuk menyingkirkan gangguan lain.
Jika gejala membaik setelah pasien meminum obat, ini dapat membantu mengonfirmasi diagnosis Parkinson.
Cara Mengelola Parkinson
Hingga kini, belum ada obat untuk menyembuhkan Parkinson, namun beberapa perawatan dapat membantu meredakan gejala, terutama pada tahap awal penyakit.
Pengobatan:
- Levodopa adalah obat yang paling umum digunakan untuk Parkinson. Obat ini membantu mengontrol gejala motorik dengan mengembalikan kadar dopamin di otak. Biasanya, levodopa dikombinasikan dengan obat lain untuk mengurangi efek samping.
- Deep Brain Stimulation (DBS): Pada kasus yang parah, di mana obat tidak lagi efektif, dokter mungkin merekomendasikan DBS untuk meredakan gejala. Elektroda ditanamkan di otak dan mengirimkan pulsa listrik untuk membantu mengendalikan gerakan.
Terapi Gaya Hidup:
Diet sehat, olahraga, serta terapi alternatif seperti tai chi atau menari bisa membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Fokus utama pengobatan adalah memperbaiki gejala motorik, namun beberapa obat juga bisa membantu dengan masalah tidur, konstipasi, dan kognisi.
Hidup dengan Parkinson
Parkinson adalah kondisi kronis yang progresif, dan tidak ada cara pasti untuk memprediksi seberapa cepat atau parah penyakit ini berkembang pada setiap orang. Namun, kabar baiknya adalah banyak orang yang didiagnosis tetap bisa hidup aktif dan produktif selama bertahun-tahun setelah diagnosis.