Pahami Bahaya Dislokasi Bahu
Sendi bahu merupakan salah satu sendi yang memiliki pergerakan paling fleksibel di tubuh kamu. Ini karena sendi bahu menghubungkan lengan atas dengan tubuh, memungkinkan lengan bergerak ke segala arah. Mulai dari mengangkat tangan, memutar bahu, hingga memutar lengan, semua bisa dilakukan berkat kelenturan sendi ini. Namun, ada konsekuensi dari keleluasaan ini, yaitu rentannya bahu terhadap cedera, terutama dislokasi atau yang sering kita kenal dengan keseleo.
Baca juga: Pertolongan Pertama Pada Cidera Tulang Belakang
Apa Itu Dislokasi Bahu?
Dislokasi sendi bahu adalah kondisi ketika tulang humerus (tulang lengan atas) keluar dari posisi normalnya pada sendi bahu. Dislokasi ini bisa terjadi akibat jatuh, benturan keras, atau gerakan mendadak yang terlalu kuat. Dalam dunia medis, lebih dari 90% kasus dislokasi bahu adalah dislokasi anterior, yaitu ketika kepala tulang humerus bergerak keluar ke arah depan sendi. Hal ini biasanya disebabkan oleh tekanan atau gerakan yang terlalu ekstrem pada bahu, seperti ketika kamu jatuh dengan posisi tangan terbuka.
Gejala Dislokasi Bahu
Dislokasi bahu umumnya ditandai dengan beberapa gejala utama, seperti:
- Nyeri intens pada bahu yang membuat kamu sulit menggerakkan lengan.
- Bentuk bahu yang tampak tidak simetris, seperti lebih rendah atau lebih tinggi dari bahu sebelah.
- Pembengkakan atau memar pada area sekitar bahu.
- Mati rasa atau kesemutan yang menjalar dari bahu hingga lengan atau jari-jari.
Jika kamu merasakan gejala-gejala ini setelah mengalami benturan atau jatuh, kemungkinan besar kamu mengalami dislokasi bahu.
Penyebab dan Risiko Dislokasi Bahu
Ada beberapa penyebab dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko dislokasi bahu, antara lain:
- Cedera Olahraga
Olahraga seperti basket, sepak bola, dan angkat besi bisa meningkatkan risiko dislokasi karena gerakan cepat atau benturan keras yang melibatkan bahu. - Kecelakaan atau Jatuh
Kecelakaan lalu lintas, jatuh dari tempat tinggi, atau terpeleset dan jatuh dengan posisi tangan terbuka dapat memberikan tekanan kuat pada bahu, membuat tulang keluar dari posisinya. - Kondisi Medis Tertentu
Beberapa orang memang secara genetik memiliki sendi yang lebih longgar, yang bisa membuat mereka lebih rentan terhadap dislokasi.
Penanganan dan Pemulihan Dislokasi Bahu
Jika mengalami dislokasi bahu, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis. Berikut langkah-langkah penanganan dislokasi bahu yang umumnya dilakukan oleh tenaga medis:
- Reposisi Sendi
Proses mengembalikan tulang humerus ke posisi semula atau yang disebut reposisi. Proses ini sebaiknya dilakukan oleh dokter untuk menghindari cedera tambahan. - Imobilisasi Sendi
Setelah tulang kembali ke tempatnya, bahu akan dipasangkan alat bantu untuk menjaga agar sendi tetap stabil. Imobilisasi ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu. - Fisioterapi
Setelah fase imobilisasi, fisioterapi menjadi langkah penting untuk mengembalikan kekuatan otot dan fleksibilitas sendi. Fisioterapi bertujuan agar kamu bisa kembali menggunakan bahu secara normal tanpa takut dislokasi berulang. - Operasi (Jika Diperlukan)
Dalam kasus dislokasi bahu berulang, operasi mungkin diperlukan untuk memperkuat atau memperbaiki struktur sendi yang lemah.
Referensi Terkait: Pemulihan Sendi Bahu Setelah Operasi
Tips Mencegah Dislokasi Bahu
Walau kamu tidak bisa menghindari semua risiko, beberapa langkah sederhana bisa kamu lakukan untuk mengurangi kemungkinan dislokasi bahu:
- Latihan Penguatan Bahu: Lakukan latihan penguatan otot-otot bahu secara rutin untuk membantu menstabilkan sendi.
- Gunakan Perlengkapan Pelindung: Saat berolahraga atau melakukan aktivitas berisiko, gunakan pelindung yang tepat untuk mengurangi risiko cedera.
- Peregangan Sebelum Berolahraga: Peregangan bisa meningkatkan fleksibilitas dan mencegah cedera.
Dengan memahami risiko dan cara penanganan dislokasi bahu, kamu dapat lebih waspada dan melakukan tindakan preventif yang tepat.