Perdarahan Saat Hamil: Waspada atau Aman?
Perdarahan Saat Hamil: Waspada atau Aman?
Perdarahan atau ngeflek saat hamil memang sering bikin khawatir. Padahal, tidak semua perdarahan saat hamil berarti ada masalah serius. Di tiga bulan pertama kehamilan, perdarahan ringan sebenarnya cukup umum terjadi, dan sebagian besar bayi yang lahir dari ibu yang mengalaminya tetap sehat. Meski begitu, penting banget bagi ibu hamil untuk tetap waspada, terutama kalau perdarahan terjadi di trimester pertama.
Baca juga: Berapa Berat Ideal saat Hamil?
Lalu, kapan perdarahan saat hamil bisa dianggap normal dan kapan harus segera diperiksakan? Yuk, pahami dulu apa saja yang bisa menyebabkan perdarahan di setiap trimester agar kamu lebih tenang dan tahu langkah yang perlu diambil.
Trimester Pertama: Penyebab Umum Perdarahan Awal Kehamilan
Trimester pertama adalah masa paling awal dalam kehamilan, dan ada beberapa alasan umum mengapa perdarahan bisa terjadi di tahap ini. Beberapa kondisi ini kadang normal, tapi ada juga yang perlu kamu waspadai:
- Perdarahan Implantasi
Pada 10 hingga 14 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan menempel di dinding rahim. Proses ini sering menyebabkan perdarahan ringan yang dikenal sebagai perdarahan implantasi. Biasanya, perdarahan ini hanya berupa flek atau bercak dan berlangsung sebentar. - Kehamilan di Luar Rahim (Ektopik)
Perdarahan juga bisa menjadi tanda kehamilan ektopik, di mana sel telur menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Ini adalah kondisi yang berbahaya dan membutuhkan penanganan segera. - Keguguran Dini
Keguguran pada trimester pertama memang cukup sering terjadi. Ini ditandai dengan perdarahan yang mungkin disertai nyeri perut. Bila kamu mengalami ini, segera periksakan ke dokter untuk memastikan penyebab dan kondisinya. - Kehamilan Mola
Ini adalah kondisi langka di mana jaringan abnormal tumbuh di rahim. Terkadang, jaringan ini menyerupai tanda-tanda kehamilan normal, tapi perlu pemeriksaan medis untuk menanganinya. - Infeksi atau Peradangan pada Serviks
Serviks yang mengalami infeksi atau inflamasi juga bisa menyebabkan perdarahan ringan. Infeksi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bakteri atau iritasi.
Trimester Kedua dan Ketiga: Penyebab Perdarahan yang Perlu Diwaspadai
Di trimester kedua dan ketiga, perdarahan biasanya lebih serius dibandingkan trimester pertama. Berikut adalah beberapa penyebab perdarahan yang perlu diperhatikan pada masa ini:
- Serviks Inkompeten
Serviks yang terbuka lebih awal sebelum waktunya bisa menyebabkan perdarahan dan meningkatkan risiko kelahiran prematur. Kondisi ini sering membutuhkan perawatan medis untuk mengurangi risiko bagi bayi. - Lepasnya Plasenta (Abrupsi Plasenta)
Kondisi ini terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan, dan bisa menyebabkan perdarahan berat. Ini adalah kondisi yang serius, dan ibu hamil perlu segera mendapatkan perawatan. - Plasenta Previa
Plasenta yang menutupi jalan lahir atau terlalu dekat dengan leher rahim bisa menyebabkan perdarahan, terutama saat mendekati persalinan. Kondisi ini memerlukan penanganan khusus dari tenaga medis. - Pecahnya Rahim
Pecahnya rahim adalah kondisi yang jarang terjadi tapi sangat serius, terutama pada ibu hamil yang pernah menjalani operasi sesar. Pecahnya rahim dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan nyawa. - Kelahiran Prematur
Perdarahan di trimester ketiga juga bisa menjadi tanda bahwa persalinan terjadi lebih cepat dari yang seharusnya. Bila terjadi flek atau pendarahan disertai kontraksi sebelum minggu ke-37, segera konsultasikan dengan dokter. - Masalah pada Serviks (Infeksi dan Inflamasi)
Seperti pada trimester pertama, infeksi atau peradangan pada serviks tetap bisa terjadi di trimester kedua atau ketiga dan dapat menyebabkan perdarahan ringan.
Perdarahan yang Normal Menjelang Persalinan
Mendekati persalinan, perdarahan ringan bercampur lendir biasanya merupakan tanda awal persalinan. Cairan ini sering disebut “show” atau “bloody show,” yang menunjukkan bahwa tubuh mulai bersiap untuk kelahiran. Meski begitu, kamu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan semuanya aman.
Kapan Harus ke Dokter?
Saat hamil, perdarahan ringan mungkin tidak selalu berbahaya, tetapi kamu tetap perlu memantau dan segera ke dokter bila perdarahan:
- Terjadi dalam jumlah yang banyak dan tak kunjung berhenti meski sudah istirahat.
- Disertai dengan nyeri perut yang hebat, pusing, atau demam.
- Berlangsung lama dan tidak berkurang dalam beberapa hari.
Jika kamu ragu atau khawatir, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter. Lebih baik memeriksakan kondisi lebih awal daripada mengambil risiko.
Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa membaca panduan perdarahan saat kehamilan yang dipublikasikan di Mayo Clinic atau informasi tentang kehamilan sehat di WebMD.