Cegah Stroke dengan Langkah Sederhana
Cegah Stroke dengan Langkah Sederhana
Stroke masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan laporan terbaru CDC, stroke merupakan penyebab kematian keempat di Amerika Serikat pada 2023, dengan lebih dari 500.000 kasus baru setiap tahun. Namun, sekitar 80% stroke sebenarnya dapat dicegah melalui pola hidup sehat, aktivitas fisik, dan deteksi dini faktor risiko.
Baca juga: Tanda Awal Stroke yang Harus Kamu Tahu
Apa Itu Stroke?
Stroke terjadi saat aliran darah ke otak terhambat atau pembuluh darah di otak pecah, mengakibatkan otak kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan memengaruhi kemampuan berpikir, berbicara, dan bergerak. Pada kasus yang parah, stroke bisa berakibat fatal.
Panduan Terbaru untuk Mencegah Stroke
Asosiasi Stroke Amerika, yang merupakan bagian dari Asosiasi Jantung Amerika, baru saja merilis pedoman terbaru dalam sepuluh tahun terakhir untuk mencegah stroke. Pedoman ini mencakup rekomendasi pola hidup sehat serta penggunaan obat terbaru yang bisa membantu menurunkan risiko stroke.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi risiko stroke yang diulas dalam pedoman baru ini:
1. Pola Makan Sehat
Mengonsumsi makanan sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko stroke. Beberapa faktor risiko stroke, seperti kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan obesitas, dapat dikontrol dengan pola makan yang baik.
Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan pola makan Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan minyak zaitun. Konsumsi protein lebih dianjurkan dari kacang-kacangan, unggas, ikan, dan makanan laut, bukan daging merah atau lemak jenuh yang tinggi.
Kamu juga perlu mengurangi konsumsi makanan olahan serta makanan atau minuman yang tinggi gula tambahan, karena ini dapat membantu mengontrol asupan kalori dan menjaga berat badan tetap ideal. Pola makan seperti ini telah terbukti mengurangi risiko stroke dan berbagai penyakit lainnya.
2. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik memiliki peran besar dalam mencegah stroke. Dr. Cheryl Bushnell dari Wake Forest University School of Medicine menyatakan bahwa berjalan selama setidaknya 10 menit sehari bisa “drastis” mengurangi risiko stroke. Berolahraga dapat menurunkan tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor utama penyebab stroke.
Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan 150 menit aktivitas aerobik sedang atau 75 menit aktivitas berat per minggu. Bentuk olahraga bisa bervariasi, dari jalan-jalan santai, jogging, atau latihan di gym. Kamu bisa sesuaikan aktivitas fisik sesuai preferensi dan jadwalmu.
3. Penggunaan Obat Penurun Berat Badan
Obesitas adalah salah satu faktor risiko stroke yang perlu dikendalikan. Selain pola makan dan olahraga, kini ada obat penurun berat badan yang disetujui oleh otoritas kesehatan dan dapat membantu mengurangi risiko stroke. Beberapa obat ini termasuk Ozempic, Wegovy, Mounjaro, dan Zepbound, yang disarankan untuk orang dengan obesitas atau diabetes. Namun, obat-obatan ini hanya pendukung, kamu tetap perlu menjaga pola makan dan rutin berolahraga untuk hasil maksimal.
4. Skrining untuk Faktor Risiko Lainnya
Untuk pertama kalinya, pedoman ini menyarankan dokter agar memperhatikan faktor risiko lainnya, termasuk jenis kelamin, status sosial ekonomi, serta akses terhadap layanan kesehatan. Faktor-faktor non-medis seperti stabilitas ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan, diskriminasi, dan ras turut berpengaruh dalam risiko stroke.
Di Amerika Serikat, misalnya, data CDC menunjukkan bahwa risiko stroke pertama pada orang kulit hitam hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang kulit putih. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesetaraan akses dalam upaya pencegahan stroke.
Gejala Stroke dan Apa yang Harus Dilakukan
Jika stroke terjadi, waktu adalah kunci untuk mengurangi kerusakan. Gejala utama stroke meliputi kelemahan di wajah, kelemahan di lengan, dan kesulitan berbicara. Ingatlah akronim FAST:
- Face: Wajah menurun di satu sisi
- Arm: Kelemahan pada salah satu lengan
- Speech: Sulit bicara
- Time: Segera cari bantuan medis.
Jika kamu atau seseorang mengalami tanda-tanda tersebut, segera hubungi layanan darurat.