Hiperhidrosis dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Hiperhidrosis dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Kamu pernah merasa berkeringat berlebihan tanpa sebab jelas? Bisa jadi itu adalah tanda hiperhidrosis—kondisi di mana tubuh memproduksi keringat secara berlebihan, bahkan saat tidak sedang dalam keadaan panas atau berolahraga. Hiperhidrosis biasanya menyerang area-area tertentu seperti ketiak, telapak tangan, dan kaki. Meski terlihat seperti masalah kulit biasa, ternyata kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental kamu, terutama dalam hal kecemasan dan depresi.
Baca juga: Mengatasi Bau Badan: Penyebab dan Solusinya
Penelitian yang dilakukan oleh Rayeheh Bahas, M.D., dan timnya dari Universitas British Columbia, Kanada, mengungkapkan bahwa hiperhidrosis (HH) sering kali berkaitan erat dengan tingkat kecemasan dan depresi pada penderitanya. Dalam penelitian ini, data dari 2.017 pasien dikumpulkan melalui kuisioner terkait gangguan kecemasan dan depresi. Hasilnya mengejutkan: sekitar 21,3% pasien hiperhidrosis mengalami kecemasan, sedangkan 27,2% mengalami depresi. Bandingkan dengan mereka yang tidak menderita hiperhidrosis—hanya 7,5% yang mengalami kecemasan dan 9,7% yang mengalami depresi.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa semakin parah tingkat hiperhidrosis, semakin tinggi pula risiko seseorang mengalami masalah kesehatan mental. Faktor-faktor demografis dan kondisi kulit lainnya juga diperhitungkan dalam penelitian ini, tetapi hasilnya tetap konsisten: hiperhidrosis benar-benar memengaruhi kesejahteraan emosional.
Meski begitu, hiperhidrosis umumnya bukanlah tanda adanya masalah medis yang serius. Banyak kasus hiperhidrosis terjadi karena faktor bawaan atau genetik. Namun, dampak psikologisnya bisa sangat nyata. Misalnya, seseorang dengan hiperhidrosis mungkin merasa tidak percaya diri untuk berjabat tangan atau bahkan merasa malu di depan umum, yang akhirnya memperburuk kecemasan atau depresi.
Jadi, jika kamu atau orang terdekatmu mengalami keringat berlebihan, jangan anggap remeh. Berkonsultasilah dengan dokter untuk memahami cara terbaik mengelola kondisi ini, baik dari segi fisik maupun mental.