Jantung Berhenti Sesaat: Kenali Penyebabnya!
Jantung Berhenti Sesaat: Kenali Penyebabnya!
Otot jantung adalah salah satu otot manusia paling aktif yang tak pernah istirahat. Tugas utamanya memastikan jantung terus memompa darah ke seluruh tubuh, bahkan ketika kamu tidur. Namun, ada kondisi di mana otot ini berhenti sesaat—fenomena yang dikenal sebagai palpitasi jantung. Meskipun sering kali bukan ancaman serius, jika sering terjadi dan menimbulkan keluhan, perlu diwaspadai dan diperiksa lebih lanjut.
Baca juga: Risiko Merokok pada Jantung Anak Muda
Berikut adalah faktor-faktor yang bisa membuat jantung sesaat berhenti berdetak:
1. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Minum alkohol berlebihan bisa mengakibatkan palpitasi jantung, yang dikenal dengan istilah holiday heart syndrome. Bahkan bagi yang hanya sesekali mengonsumsi alkohol, risiko irama jantung abnormal tetap ada. Alkohol menurunkan tekanan darah, sehingga jantung harus bekerja ekstra untuk mempertahankan aliran darah. Selain itu, alkohol memengaruhi sistem saraf pusat, yang turut berdampak pada konsistensi irama jantung*Gambar Prompt**: A close-up shot of a person holding a cocktail glass, highlighting the effects of alcohol on the heart, with dim lighting reflecting a bar atmosphere.
2. Kafein Berlebihan
Kafein dalam kopi, teh, atau minuman berenergi bisa memicu palpitasi jantung, terutama pada orang yang sensitif. Kadar kafein tinggi dapat menyebabkan abnormalitas irama jantung dan tekanan darah naik. Jadi, bila kamu sering merasa berdebar usai minum kopi, sebaiknya kurangi konsumsi .
3. Stres
Saat kamu cemas atau tertekan, wajar jika detak jantung terasa tak beraturan. Bahkan, kondisi ini bisa terjadi tanpa adanya gangguan panik atau kecemasan. Ketika tubuh merasakan ancaman, respons alami adalah peningkatan detak jantung sebagai mekanisme pertahanan. Kondisi ini bisa kembali normal setelah kamu menarik napas dalam dan mencoba relaksasi.
4. Asam Lambung Meningkat
Ketika asam lambung naik hingga mengiritasi kerongkongan, efeknya bisa sampai ke jantung, menyebabkan palpitasi. Biasanya ini terjadi setelah makan atau berbaring dalam kondisi kenyang. Sebaiknya, hindari makan berlebihan atau tidur segera setelah makan jika kamu sering mengalami masalah ini .
5. Dehidrasi
Dehidrasi atau kurang minum dapat menurunkan tekanan darah dan mengganggu keseimbangan elektrolit, yang pada gilirannya membuat jantung bekerja lebih keras. Pada beberapa kasus, ini bisa memicu palpitasi atau membuat jantung sejenak berhenti. Pastikan untuk minum air cukup, terutama saat cuaca panas atau beraktivitas fisik tinggi.
6. Obat-obatan dan Suplemen
Beberapa obat stimulan, seperti yang digunakan untuk ADHD atau penurunan berat badan, sering kali memiliki efek samping palpitasi jantung. Begitu juga dengan nikotin dalam rokok, yang merangsang sistem saraf dan bisa mengganggu irama jantung .
7. Kekenyangan
Ketika perut terlalu penuh, tubuh memfokuskan aliran darah ke area perut untuk mencerna makanan. Akibatnya, jantung bekerja lebih keras, dan ini bisa memicu detak yang terasa cepat atau berdebar. Cobalah makan dalam porsi cukup agar jantung tidak terbebani .
Kapan Perlu Memeriksakan Diri?
Jika kamu sering mengalami palpitasi, terutama disertai gejala lain seperti pusing, lemas, atau nyeri dada, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Palpitasi bisa saja menjadi tanda adanya masalah jantung yang lebih serius, seperti aritmia atau kondisi lainnya yang memerlukan penanganan segera.
Kesimpulan
Meski palpitasi umumnya bukan masalah serius, menghindari pemicu seperti konsumsi alkohol dan kafein berlebihan, mengelola stres, serta menjaga pola makan dan hidrasi, bisa membantu menjaga detak jantung tetap normal. Ingat, jantung adalah organ vital yang bekerja tak kenal henti untuk kesehatan tubuhmu. Beri perhatian lebih pada sinyal-sinyal yang ia berikan!
Referensi: